HPS (Harga Perkiraan Sendiri) di desa adalah dokumen yang digunakan untuk memperkirakan harga barang atau jasa yang akan dibeli atau disediakan dalam pelaksanaan proyek atau kegiatan di desa. HPS ini penting untuk memastikan bahwa anggaran yang dianggarkan realistis dan sesuai dengan harga pasar, serta untuk mencegah terjadinya mark-up harga yang tidak wajar.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam penyusunan HPS di desa:

1. Identifikasi Kebutuhan:

   • Tentukan barang atau jasa apa yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan atau proyek.
   • Buat daftar spesifikasi teknis atau kualifikasi dari barang atau jasa tersebut.

2. Pengumpulan Data Harga:

   • Kumpulkan data harga dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, seperti katalog produk, daftar harga resmi dari penyedia barang atau jasa, survei pasar, dan informasi dari proyek serupa yang telah dilaksanakan.
   • Bisa juga meminta penawaran harga dari beberapa penyedia untuk mendapatkan gambaran harga pasar yang akurat.

3. Analisis Harga:

   • Analisis dan bandingkan harga dari berbagai sumber yang telah dikumpulkan.
   • Pastikan bahwa harga yang dipilih adalah wajar dan mencerminkan kondisi pasar yang ada.

4. Penyusunan HPS:

   • Tentukan harga satuan untuk setiap barang atau jasa berdasarkan data yang telah dianalisis.
   • Hitung total HPS dengan mengalikan harga satuan dengan jumlah barang atau jasa yang dibutuhkan.
   • Buat rekapitulasi HPS dalam bentuk tabel yang jelas dan terstruktur.

5. Dokumentasi:

   • Dokumentasikan seluruh proses pengumpulan data, analisis, dan penentuan HPS.
   • Simpan bukti-bukti pengumpulan data harga, seperti surat penawaran, hasil survei, dan dokumen lain yang relevan.

6. Pengesahan:

   • HPS yang telah disusun harus disahkan oleh pihak yang berwenang, seperti kepala desa atau Tim Pelaksana Kegiatan (TPK).
   • SK atau surat keputusan tentang HPS ini bisa diterbitkan sebagai dasar pelaksanaan pengadaan barang atau jasa.

Berikut adalah contoh format sederhana untuk dokumen HPS di desa: